Memasuki era ‘new normal’ dimasa pandemi memaksa semua pihak dan semua lini kehidupan harus mampu beradaptasi dengan sebuah kebiasaan yang baru. Artinya bahwa ‘new normal’ bukanlah menandakan Covid-19 telah usai, melainkan masyarakat harus selalu mematuhi protokol kesehatan dalam segala aktivitas demi memutus rantai penyebaran virus tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Gerakan Pemuda Ansor mulai menerapkan ‘kebiasaan baru’ dalam setiap kegiatan salah satunya adalah kegiatan kaderisasi.
Dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, GP Ansor sukses menggelar simulasi kaderisasi yang dimulai sejak hari Sabtu dan berakhir hari Ahad (27-28/6) kemarin di GP Ansor sukses menggelar simulasi kaderisasi di di SMA Ma’arif Wadaslintang, Wonosobo Jawa Tengah.
Kegiatan tersebut bernama simulasi Diklat Banser dimasa Pamdemi. Meski disebut simulasi, Diklat ini dilaksanakan dengan materi pengkaderan yang standar dengan beberapa penyesuaian, terutama terkait protokol Covid-19.
Menurut Sekjen PP GP Ansor, sahabat Abdul Rohman di akun Facebooknya menyampaikan bahwa “Sebelum tiba di lokasi, 25 peserta calon kader GP Ansor dipersyaratkan dalam beberapa hal sebagai berikut; kondisi sehat, membawa masker, membawa peralatan makan, minum, sholat dan mandi sendiri, serta membawa hand sanitizer. Panitia sendiri tentu saja menyiapkan juga sabun cuci tangan, hand sanitizer, face shield dan melakukan penyemprotan disinfektan di lokasi kegiatan,”Paparnya.
Pria yang biasa disapa Gus Adung ini menambahkan bahwa selama mengikuti Diklat, peserta diwajibkan mengikuti protokol kesehatan yang diatur di Tata Tertib Pelatihan.
Setelah dilakukan evaluasi, format kaderisasi kebiasaan baru ini akan diberlakukan dalam kegiatan pengkaderan GP Ansor di seluruh dunia, tentu saja dengan mengikuti aturan dari otoritas pemerintah setempat.
Simulasi Diklat ini sendiri sejak awal telah melibatkan pihak Dinas Kesehatan, Puskesmas setempat, serta unit Banser BASADA (Banser Husada) dan BAGANA (Banser Tanggap Bencana).
(Sumber: Fanpage Abdul Rochman)
(Red: M Muhlisin)