Organisasi kepemudaan terbesar di Indonesia yaitu Gerakan Pemuda Ansor merupakan organisasi keagamaan yang didirikan oleh muassis NU. Untuk itu jangan berharap materi dan juga pangkat/kedudukan di Ansor. Masuk Ansor jangan pernah diniatkan untuk mendapatkan kedudukan. Ansor itu malati. Siapapun yang hanya tujuannya cari kedudukan di Ansor akan hancur sendiri dan siap-siap saja jadi ‘gelandangan’. Hal itu disampaikan oleh sahabat Moh. Agus N. S. saat memberikan sambutan mewakili ketua PW GP Ansor Bali, H. Yunus Naim, yang berhalangan hadir di acara konferensi anak cabang (konferancab) PAC GP Ansor Kuta, Badung, dikarenakan ada agenda lain, Ahad 7 Maret 2021.
“Jangan pernah mencari jabatan di organisasi yang didirikan oleh para muassis NU ini. Ansor dan NU itu malati (nguwalati). Tidak sedikit yang akhirnya jadi ‘gelandangan’ hanya gara-gara mencari jabatan atau kedudukan di Ansor. Ansor dipersiapkan untuk menjadi pemimpin NU di masa mendatang, maka kader Ansor wajib memahami aturan, memahami ajaran Aswaja An Nahdliyyah dan kebangsaan,” kata sahabat Agus NS.
Wakil sekretaris PW Ansor Bali ini mengutip Syi’ir Ibnu Malik dalam kitabnya Alfiyah Ibnu Malik yang berbunyi:
Wa Ma Yalil Mudhofa Yakti Kholafa # ‘Anhu Fil I’robi Idza Ma Khudzifa
Menurutnya gerakan pemuda Ansor merupakan calon generasi penerus yang disiapkan untuk mengganti Ulama di masa mendatang manakala mereka telah wafat. Maka kader Ansor harus memiliki jiwa militansi yang tinggi, memahami keaswajaan annahdliyyah dan siap mengabdi lahir bathin untuk NU.
Dalam sambutannya ia menyampaikan Konferensi untuk memilih calon ketua Ansor anak cabang Kuta ini merupakan bagian dari melestarikan anjuran Rasulullah SAW. Konferensi tersebut memiliki keutamaan yang sangat tinggi. Rasulullah SAW dalam sebuah hadis mengungkapkan, orang-orang yang gemar bermusyawarah tak akan pernah menyesal.
“Ma Khoba Man Istakhoro Wa La Nadima Man Istasyaro. Tak akan kecewa orang yang istikharah dan tak akan menyesal orang yang bermusyawarah,” papar pria Pekalongan ini.
Pria yang juga menjabat sebagai Asinfokom Banser Provinsi Bali ini berpesan agar tidak sembarangan memilih pemimpin. Peserta konferensi harus mengenali calon pemimpin baik dari segi wawasan, karakter hingga militansinya.
“Jangan memilih pemimpin yang tidak dikenal. Pilihlah pemimpin yang bisa memahami karakter anggotanya, yang mempunyai akhlak baik, loyal terhadap organisasi serta memiliki sifat militansi yang tinggi terhadap Ansor. Jangan memilih pemimpin yang sama sekali belum dikenal akan sifat-sifat dan tabiatnya karena itu sama saja akan membawa Ansor kepada kemunduran” pesannya.
“Syekh Ibnu Malik dalam Nadhom Alfiyahnya mengatakan; Wa Fi Ikhtiyarin La Yaji’u al-Munfashil # Idza Ata An Yajial Munfasil. Dalam keadaan ikhtiar (bisa memilih), tidak boleh memilih pemimpin asing (yang tidak dikenal), selama masih ada (calon) pemimpin yang masih memungkinkan untuk dipilih dan dikenal,” imbuhnya.
Acara konferensi anak cabang tersebut dibuka dengan pemukulan gong oleh sahabat Moh. Agus N. S. mewakili H. Yunus Naim, didampingi oleh ketua pimpinan cabang (PC) GP Ansor Badung, sahabat Zaenal Abidin dan jajaran pengurus lainnya.
Acara itu juga dihadiri oleh Mustasyar, ketua Tanfidziyah MWC NU Kuta, ketua MUI kecamatan Kuta serta banom NU lainnya seperti Muslimat NU dan IPNU-IPPNU Kuta.
Sahabat Muhammad Syafi’i dari ranting Kedonganan terpilih sebagai ketua PAC Ansor Kuta masa khidmat 2021-2023 dalam konferensi yang berakhir pukul 19.30 wita ini.
Editor: Kang Muhlis